Kupang,LIPUTANNTT.com,Salah satu isu pembangunan prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) adalah memerangi
stunting dan kemiskinan/kemiskinan ekstrem.
Isu stunting dan kemiskinan ekstrem ini saling
terkait dengan banyak faktor penyebab lainnya seperti kesenjangan dalam proses dan hasil
pembangunan dalam hal kesetaraan gender, kondisi sosial, dan lokasi.
Isu stunting dan kemiskinan ini kemudian dihadapi dengan berbagai cara yang berbeda.
Gestianus Sino, pemuda asal Flores, Nusa Tenggara Timur, salah satu upaya keluar dari kedua
isu tersebut adalah melalui pertanian organik yang terintegrasi. Gesti adalah satu dari sedikit
petani milenial di Indonesia yang sukses membangun dan mengembangkan pertanian
organik terintegrasi di kebun GS Organik miliknya di Penfui Timur, Kabupaten Kupang.
GS Organik menanam beragam jenis sayuran premium dan memasarkan hasilnya ke
restoran, supermarket, dan hotel di Kota Kupang. Menggunakan pendekatan korporasi, Gesti
mengoptimalkan manajemen pertanian dengan melakukan efisiensi usaha tani melalui mekanisasi, penggunaan benih unggul, mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan pupuk
organik, integrated farming serta tidak menerapkan pertanian monokultur lagi.
Praktik cerdas dalam pertanian organik terintegrasi ini dipaparkan Gestianus Sino dalam
Festival Forum Kawasan Timur Indonesia ke-9 di Harper Hotel Kupang, pada 26 Juli 2023.
Perhelatan yang diadakan selama dua hari sampai dengan tanggal 27 Juli 2023 ini adalah
sebuah perayaan inovasi dan capaian pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Pertanian Organik Terintegrasi dari Penfui Timur, Kupang ini adalah satu dari empat Praktik
Cerdas dan sebelas inovasi inspiratif dari kawasan timur Indonesia yang ditampilkan dalam
Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yang mengangkat tema Inovasi, Kolaborasi,
Pembangunan Berkelanjutan.
“Kolaborasi, inovasi dan pembangunan berkelanjutan adalah
kata kunci yang penting dalam memajukan kawasan timur Indonesia yang terdiri dari 16
provinsi di Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua,” jelas Muhammad Yusran Laitupa,
Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI.
Selama dua hari, Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yang diselenggarakan oleh
Yayasan BaKTI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan
Pemerintah Kota Kupang akan menampilkan berbagai model kolaborasi sebagai upaya
kolektif yang memfasilitasi penciptaan bersama solusi inovatif untuk mengatasi tantangan pembangunan secara efektif, yang berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan.
Selain bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kota
Kupang, perhelatan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia juga didukung antara lain oleh
Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Program SKALA, INKLUSI, USAID ERAT, KONEKSI,
PRISMA, UNICEF, William & Lily Foundation, dan Wahana Visi Indonesia.
“Kami sangat
bangga dan berterimakasih atas dukungan yang semakin banyak dan kepercayaan yang
meningkat terhadap kegiatan yang memungkinkan para pelaku pembangunan dapat berbagi
dan memperoleh banyak pengetahuan baru dan cerita manis di Festival Forum Kawasan
Timur Indonesia,” ujar Prof. Hj. Winarni Monoarfa, Ketua Pokja Forum Kawasan Timur
Indonesia.
Spesial di tahun 2023 ini, Festival Forum Kawasan Timur kali ini mengadakan program khusus
yang disebut Local Champion Incubator. Program ini merupakan kerjasama Yayasan BaKTI
dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Ume Daya Nusantara (UDN) yang
menampilkan empat gagasan keren dari penggerak perubahan sosial di desa-desa di
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Gagasan-gagasan yang dipertajam dalam dua
bulan program inkubasi diharapkan dapat menghasilkan perubahan sosial untuk kemajuan
bumi Flobamora”, jelas Ristha
Damaris Tnunay, Direktur Ume Daya Nusantara.
Festival Forum Kawasan Timur Indonesia diadakan setiap dua tahun dan telah
diselenggarakan sejak tahun 2004. Festival ini diadakan khusus bagi masyarakat kawasan
timur Indonesia para pelaku pembangunan untuk berbagi praktik-praktik baik dan menyerap
beragam praktik baru yang memungkinkan mereka meningkatkan kemampuan individu
maupun kelompok untuk terus menghasilkan inovasi-inovasi yang berdampak nyata bagi
pembangunan bangsa.
Festival ini mengajak setiap peserta untuk menjalin hubungan harmonis dan saling
mendukung antar Pemerintah Daerah, Pemerintah Nasional, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), mitra pembangunan internasional, sektor swasta, komunitas, akademisi, jurnalis, dan
individu lainnya dengan berfokus pada aset yang dimiliki diri dan kelompok untuk
dikembangkan secara positif dalam mendorong berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan
sebagai bagian dari Indonesia yang berdaulat.
Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia)
Yayasan BaKTI adalah organisasi yang berfokus pada pengelolaan pengetahuan tentang
praktik-praktik baik pembangunan di kawasan Timur Indonesia. Yayasan BaKTI mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi tentang program dan bantuan
pembangunan di Kawasan Timur Indonesia serta mengelola berbagai program
pembangunan. Hal ini sangat membantu dalam mengefektifkan kerja-kerja dari seluruh
pelaku pembangunan.
Yayasan BaKTI menjadi sekretariat bagi Forum Kawasan Timur Indonesia, Jaringan Peneliti
Kawasan Timur Indonesia (JiKTI) dan Forum Kepala BAPPEDA se-Kawasan Timur Indonesia.
Kawasan Timur Indonesia (KTI) meliputi 16 provinsi dalam wilayah Nusa Tenggara, Maluku,
Papua, dan Sulawesi.
*Forum Kawasan Timur Indonesia*
Sebagai sekretariat Forum Kawasan Timur Indonesia (Forum KTI) dan pelaksana Festival
Forum Kawasan Timur Indonesia, Yayasan BaKTI mengumpulkan Praktik Cerdas melalui
berbagai cara dan media yang dimiliki, mengadakan seleksi dan verifikasi, kemudian
menampilkannya di Panggung Inspirasi Festival Forum Kawasan Timur Indonesia. Tidak
berhenti sampai di situ, selepas Festival Forum Kawasan Timur Indonesia, Yayasan BaKTI
aktif mempromosikan praktik cerdas dan gagasan-gagasan inspiratif dari Panggung Inspirasi
melalui berbagai platform media dan pertemuan. Yayasan BaKTI juga mendorong replikasi
Praktik Cerdas kepada stakeholders di tempat-tempat yang juga memiliki tantangan
pembangunan yang telah dijawab oleh masyarakat pelaku Praktik Cerdas.
Forum Kawasan Timur Indonesia memiliki dua sub-forum, yaitu Jaringan Peneliti Kawasan
Timur Indonesia (JiKTI) dan Forum Kepala BAPPEDA se-Kawasan Timur Indonesia. Kedua
forum ini secara reguler membahas gagasan-gagasan solutif atas tantangan yang dihadapi
kawasan timur Indonesia dan mendorong kerja sama regional untuk dapat diajukan sebagai
usulan dalam agenda pembangunan nasional.(*)