LABUAN BAJO,LIPUTANNTT.com, Warga masyarakat pemilik lahan yang sekaligus merasakan dampak langsung dari pembangunan proyek strategis nasional mendukung penuh pembanguna Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Labuan Bajo sebagai wujud dampak pemanfaatan dari pembangunan infrastruktur dan fasilitas pariwisata lainnya.
Dukungan dan komitment tersebut disampaikan oleh warga dan tokoh masyarakat yang berdampak dari pembangunan infrastruktur dalam program DPSP di Labuan Bajo.
Diketahui kepedulian dan komitmen masyarakat setempat untuk menjaga ketertiban umum, didasari atas dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang telah menyelesaikan pembangunan Embung Anak Munting yang berlokasi di antara jalan akses Labuan Bajo - Golo Mori, Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Masyarakat setempat selalu merasakan manfaat selain pentingnya pembangunan embung namun yang tidak kalah penting dari pemanfaatan embung, yakni guna penampungan air hujan yang nantinya akan digunakan pada saat kemarau, baik untuk tujuan irigasi maupun untuk pemanfatan air bersih.
Perlu diketahui pembangunan Embung Anak Munting yang berkapasitas tampung 150.000 m3 dengan area genangan seluas 4,01 hektar saat ini telah mencapai 100%.
Pembangunan embung ini di bawah tanggung jawab Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan biaya konstruksi senilai Rp 29,65 miliar dan kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya (persero).
Pembangunan Embung ini dimaksudkan untuk memaksimalkan teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah kering dan berfungsi sebagai penampung guna menjamin ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, baik di musim kemarau maupun penghujan. Selain itu embung juga berfungsi untuk mengisi air tanah sebagai bagian upaya konservasi lingkungan.
Embung Anak Munting memiliki kelebihan berupa bentang lahan yang indah sehingga dapat dijadikan salah satu daya tarik pariwisata tersendiri, dan ini sejalan dengan laju pembangunan infrastruktur Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Indonesia.
Melihat pentingnya dan mafaatnya pembangunan tersebut, warga setempat menuai dukungan dan komitmen untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban umum sebagai wujud program pembangunan di wilayah pariwisata super prioritas.
Dukungan datang dari Suwandi selaku Kepala Desa Warloka kepada tim media ini menjelaskan, bahwa pembangunan infrastruktur Labuan Bajo sangat berdampak positif bagi seluruh pihak.
Tidak hanya dukungan, Kades Warloka itu juga mempertegas dengan menyatakan "apakah pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo cukup hanya sampai disini? Tentu tidak, maka dukungan oleh warganya sangat diperlukan.
"Kini Labuan Bajo memiliki wajah baru yang sangat berbeda dan cantik dibanding sebelumnya, nyatanya Pemerintah memutuskan untuk terus melengkapi dan mengembangan DPSP Labuan Bajo dengan berbagai sarana prasarana, seperti contoh pembangunan Embung Anak munting yang telah menjadi kebanggaan masyarakat Desa Warloka, selain dapat dijadikan salah satu spot wisata, pembangunan tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Warloka di masa yang akan datang dan tentunya dapat menjadi salah satu faktor penunjang ekonomi masyarakat dan daerah" ungkap Kades Suwandi.
Hal senada juga diungkapkan oleh H. Abas dan Abdul Rasyid warga Kp Kenari, Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat selaku tokoh dan perwakilan masyarakat pemilik lahan terdampak pembangunan Embung Anak Munting.
Mereka berkomitmen untuk selalu menjaga keutuhan dan kerukunan yang telah terjalin selama ini dan sejalan dengan kemajuan infrastruktur Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata Super Premium.
Menurut mereka, potensi wisata Labuan Bajo telah mendorong masyarakat jadi lebih kreatif dalam membuka peluang dan mendatangkan penghasilan, banyak tercipta lapangan kerja khususnya UMKM yang semakin pesat.
Mereka juga mengungkapkan pentingnya pembangunan tersebut yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan terbukti saat ini sudah sangat dirasakan dampaknya jika dibandingkan masa lalu yang hanya berpangku pada bidang pertanian atau peternakan, urai kedua tokoh masyarakat di Desa Warloka.(*)