Kupang,LIPUTANNTT.com,Kader muda Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Firda R. Riwu Kore dan Semy Rudyard H. Balukh memilih hal berbeda dalam merayakan akhir tahun 2023 dan menyambut Tahun Baru 2024. Kedua politisi ini merayakan syukur bersama anak-anak dari para pemulung di Kota Kupang dengan berbagai 100 bingkisan kasih sembari menyerap aspirasi dari warga yang merupakan pemulung di Kota Kupang, Minggu (31/12/2023) siang.
Kedua caleg dari partai binaan Hary Tanoesoedibjo ini mulai membagikan 100 paket kasih kepada anak-anak dari para pemulung yang berada di Kelurahan Kelapa Lima dan Pasir Panjang. Nampak anak-anak yang umumnya masih balita didampingi orangtua mereka satu per satu bersalaman dengan Firda dan Semy.
Kepada Firda dan Semy, salah satu warga pemulung, Anaci Pu'ay mengaku sudah sangat lama menetap di wilayah yang masuk dalam zona hijau. Secara administratif ia sudah terdata sebagai warga Kelurahan Pasir Panjang. Di area tersebut terdapa 23 kepala keluarga. Semuanya berprofesi sebagai pemulung.
Anaci menyebutkan sampai saat ini mayoritas warga di lokasi tersebut belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah, seperti program keluarga harapan (PKH). "Kami ada puluhan KK di sini. Kalau mau bilang saya sudah dapat PKH, tetapi seperti keluarga yang lain ini belum dapat," ungkap Anaci yang sehari-harinya tinggal di gubuk yang dibangun di lokasi jalur hijau tersebut.
Ia berharap ke depan, semua KK yang ada di lokasi tersebut dapat tersentuh bantuan sosial dari pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Caleg Perindo Nomor urut 7 dari Daerah Pemilihan Kecamatan Kelapa Lima, Semy Balukh mengatakan hal ini cukup urgen karena sebagai pemulung mestinya menjadi orang-orang yang diprioritaskan untuk dibantu.
Ia juga mengatakan APBD Kota Kupang ini sangat cukup untuk memberikan operasional bagi petugas Dinas Sosial maupun kelurahan untuk mendata dan memasukkan warga dengan kategori ekonomi lemah masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). "Pemulung juga warga yang punya hak, sehingga ini harus menjadi perhatian bersama. Pemkot tak bisa tinggal diam. Perlu adanya kesetaraan anggaran ke Dinsos juga, sehingga pendataan DTKS bisa berjalan tepat dan menjangkau semua warga," ucapnya.
Sebagai salah satu tokoh muda di Kota Kupang, Semy berkeinginan membantu warga pemulung. Ia mengatakan siap berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodowick Djungu Lape agar warga pemulung bisa mendapatkan hak kesejahteraan sosial melalui PKH maupun bantuan-bantuan sosial lainnya.
Ia juga berharap pemerintah kelurahan setempat bisa turun lapangan melihat langsung kondisi warga pemulung yang hidup di gubuk-gubuk. "Paling tidak bisa membantu mereka saat musim hujan seperti ini," katanya
Hal senada disampaikan Firda Riwu Kore yang adalah Caleg DPR RI Dapil NTT II. Di sela-sela diskusi bersama warga pemulung, Firda mengatakan pemerintah mesti memberi perhatian serius untuk warga pemulung, khususnya anak-anak. Pasalnya, anak-anak harus dibesarkan dalam lingkungan yang sehat karena mereka saat ini dalam masa pertumbuhan. Pemerintah juga perlu memikirkan tentang pendidikan mereka. "Kesehatan anak-anak mesti jadi perhatian, apalagi cuaca hujan seperti sekarang," kata caleg nomor urut 7 ini.
Ia juga berharap adanya pendataan yang akurat di tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan kecamatan. Dengan begitu, warga yang butuh dibantu benar-benar terdata dengan baik. Dibutuhkan kolaborasi dan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar program seperti PKH tepat sasaran dan tentu bisa membantu keluarga-keluarga seperti ini.
"Ini mungkin soal sosialisasi, tidak bisa dengan sistem online seperti ini membiarkan warga dengan pengetahuan minim mengakses dan mendaftar sendiri. Harus ada petugas yang turun langsung dan intens untuk membantu warga untuk didata. Pemerintah harus bisa memberikan kemudahan akses itu, sehingga mereka bisa terdapat sebagai penerima bantuan," pungkasnya. (*)