KUPANG,LIPUTANNTT.com,Bangsa yang dewasa adalah senantiasa cerdas menyikapi perbedaan serta tidak mudah terpecah oleh konstetasi lima tahunan. Kedewasaan berbangsa penanda kemajuan berpikir serta kesadaran akan pentingnya hidup bersama
Perbedaan haruslah dikelola dengan cerdas dan bijak, kata Ketua Pemuda Muhamamdiyah NTT lewat himbaunnya mengajak semua pihak agar menghormati dan menaati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres 2024.
"Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) Pilpres 2024, kita semua, masyarakat Nusa Tenggara Timur agar menghargai dan menaati keputusan MK" kata Ketua Pemuda Muhamadiyah NTT Amir Pattiraja kepada wartawan, Selasa (05/5/2024).
"Selain itu Ketua Umum PP Muhammadiyah sdr Zulfikar A tawalla juga telah memberikan himbauan agar kita dapat memahami bahwa putusan MK tidak dapat menggembirakan semua pihak, terutama bagi pemohon, karena semua permohonan ditolak. Tentu masih ada sikap kecewa atas hasil putusan MK, untuk itu perlu kiranya pasangan Ganjar-Mahfud dan Anis-Muhaimin untuk menyampaikan kepada para pendukung dan pemilihnya untuk senantiasa menaati dan menerima hasil keputusan MK," ujar Amir
Selain itu, mengingatkan jangan sampai ada hal-hal yang mengganggu keharmonisan antara sesama anak bangsa. Dia mengimbau pemenang Pilpres 2024 untuk merangkul semua pihak.
Pria Kelahiran Lamahala ini juga ajak masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang guyub, rukun, damai, jangan ada muncul gerakan lain yang dapat merugikan keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara terkhusus di wilayah Nusa Tenggara Timur yang kita cintai ini.
"Jadikan perbedaan sebagai Rahmat bagi kehidupan berbangsa, bukan duri yang merusak persatuan Indonesia,"Ketua PP Pemuda NTT Amir Pattiraja.(*)