Kupang, LIPUTANNTT.com,Komandan Kodim 1604/ Kupang, Kolonel Inf. Wiwit Jalu Wibowo, yang juga merupakan putra daerah asal Tulungagung Jawa Timur, berkesempatan bertemu langsung dengan 11 orang asal Tulungagung dan Trenggalek yang mengalami nasib kurang beruntung karena gagal mewujudkan mimpi mereka sukses bekerja sebagai TKI di Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) akibat diputuskan secara sepihak oleh salah satu perusahaan konstruksi tempat mereka bekerja di sana(15/07/2024)
Berawal dari ajakan tetangganya yang masih satu daerah di Tulungagung, 11 orang tersebut akhirnya berangkat ke Timor Leste, dengan harapan bisa bekerja sebagai pekerja bangunan dengan gaji besar di negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah RI di Atambua.
Namun ibarat mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, mereka terpaksa harus menelan pahitnya kegagalan setelah tanpa alasan yang jelas mereka ditelantarkan di perbatasan Atambua.
Beruntung mereka bertemu dengan anggota kontak kerukunan sosial (K2S) Belu, yang selanjutnya berkomunikasi dengan K2S Provinsi NTT dan Kota Kupang, selanjutnya masalah inipun direspon oleh pihak Dinsos Provinsi NTT yang kemudian membangun komunikasi dengan pihak pemerintah Tulungagung, sehingga dari pihak Pemda Tulungagung menyanggupi untuk memfasilitasi agar 11 pekerja tersebut bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing di Tulungagung dan Trenggalek.
Rupanya hal ini sampai terdengar juga oleh Dandim 1604/ Kupang, Kolonel Inf. Wiwit Jalu Wibowo, merasa perihatin dengan nasib para pekerja yang kebetulan masih satu daerah asal dengan dirinya, Dandim pun mengundang mereka dalam pertemuan yang dikemas penuh keakraban dan suasana santai bersama paguyuban Tulungagung Trenggalek Bersatu(TTB) di Aula Kodim pada Minggu 14 Juli 2024.
Dandim saat ditemui tim media disela-sela kegiatan tersebut menegaskan, bahwa pertemuan ini sebagai ajang temu kangen sekaligus silaturahmi dengan 11 orang para pekerja asal Tulungagung dan Trenggalek Jatim, yang terlantar di Timor Leste.
"Iya jadi malam ini kami bertemu langsung dengan para pekerja asal daerah Tulungagung dan Trenggalek Jatim, tidak ada agenda khusus atau resmi makanya kami buat sederhana dan santai karena memang ini hanya sebagai ajang silaturahmi dengan mereka yang kebetulan saya juga dari Tulungagung, harapan saya semoga belajar dari pengalaman dan kejadian ini, kepada saudara-saudara yang akan bekerja ke Timor Leste atau merantau kemanapun, sebaiknya dilihat dulu, benar siap dan teliti baik baik, siapa yang mengajak, lalu dokumen harus resmi serta harus ada perjanjian kerja, hal tersebut sangat penting karena ketika kemudian terjadi hal seperti ini maka para pekerja bisa dibantu oleh pihak terkait untuk mendapatkan hak-haknya, semoga kedepan tidak ada lagi yang mengalami hal yang sama seperti ini" Tegas Dandim.
Sementara itu menurut Suharianta, perwakilan Dinsos Provinsi NTT, bahwa kejadian seperti ini kerap terjadi karena kurangnya pemahaman dari para pencari kerja, sehingga ketika terjadi pemutusan kerja secara sepihak mereka tidak cukup kuat untuk menuntut haknya.
"Tentunya kami dari Dinsos sudah berupaya membantu, namun memang dari kami di Dinsos tidak ada anggaran untuk hal-hal yang seperti ini, artinya kami cuma bisa membantu menyiapkan tempat atau rumah singgah bagi mereka, tapi untuk urusan kebutuhan makan minum sehari-hari kami gak ada, tapi bersyukur ada teman-teman dari K2S dan dari Paguyuban TTB yang berinisiatif menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan saudara-saudara kita ini, sementara dari Pemda Tulungagung melalui Sekda disana informasinya mereka siap memfasilitasi tiket kapal bagi 11 orang ini, nanti mereka juga akan dijemput di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya oleh pihak Pemda Tulungagung" pungkas Penyuluh sosial di Dinsos Provinsi NTT ini.
Tampak hadir dalam acara silaturahmi bersama eks TKI asal Timor Leste ini, Para Perwira Staf, semua Para Danramil Jajaran Kodim 1604/Kupang, semua Pasi Kodim serta Kasdim 1604/Kupang, perwakilan Dinsos Provinsi NTT, perwakilan K2S sera pengurus juga anggota TTB(*)
