MAUMERE, LIPUTANNTT.com,Calon Gubernur NTT Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M,Si mengunjungi dan melakukan penghormatan kepada makam politisi pejuang Bung Kanis Pari dan politisi kenamaan Sikka Eugenius Pacelli (EP) da Gomez di Pekuburan Ili Getang, Senin, 15 Juli 2024.
Bung Kanis Pari adalah Anggota DPR RI Partai Demokrasi Indonesia dan E.P da Gomez adalah anggota DPRD Kabupaten Sikka sejak Orde Baru. Bung Kanis adalah pendiri sekaligus anggota kehormatan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan E.P pernah menjadi Ketua Pemuda Katolik Kabupaten Sikka.
Politisi PDI Perjuangan yang akrab dipanggil Ansy Lema tersebut ditemani Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Sikka Bram Kopong dan jajaran pengurus, Sekretaris PMKRI Santo Tomas Morus Maumere Fabianus Rowa, dan beberapa alumni PMKRI.
Ansy tampak tenggelam dalam keharuan ketika membakar lilin, berdoa dan membaca kalimat-kalimat mutiara yang tertulis di makam kedua tokoh tersebut.
”Malam ini sungguh berkesan bagi saya, karena bisa mendapatkan kesempatan berharga untuk mengunjungi makam Bung Kanis Pari dan Bapak E.P da Gomez. Sejak masa muda saya selalu membaca dan mengagumi pemikiran serta perjuangan keduanya. Terutama Bung Kanis Pari selalu membakar motivasi dan energi juang saya,” ujar Ansy.
Ansy mengakui, Bung Kanis Pari adalah sosok Politisi NTT yang sangat konsisten dalam perjuangannya. Dia juga merupakan tokoh Katolik yang sudah berhasil memciptakan banyak sekali kader yang sangat militan dan konsisten berpihak nilai kebenaran dan keadilan.
“Kami alumni PMKRI di seluruh pelosok tanah air mengenal betul sosok Bung Kanis. Perhatian dan seluruh dirinya tercurah kepada PMKRI sebagai wadah pengkaderan yang sangat berhasil. Almarhum selalu berpesan agar PMKRI menjadi wadah kritis dan terlibat membantu masyarakat,” tegas Ansy.
Sementara itu, Ansy mengenal E.P. da Gomez sebagai sosok politisi dan intelektual yang menginspirasi pemimpin-pemimpin muda untuk berani berkorban, jujur, berani membela kaum kecil, berjuang untuk banyak orang tanpa kepalsuan, dan menjadi cerdas dan bijak karena tidak pernah melupakan sejarah.
”Saya berharap bisa menimba energi juang dari kedua figur besar ini. Bahwa perjuangan memajukan NTT adalah sebuah perjuangan ideologis berbasis nilai,”tutupnya.(*)