ENDE, LIPUTANNTT.com, Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si berziarah ke makam lima mantan Bupati Ende, Rabu (11/9/2024)
Berturut-turut politisi yang akrab dipanggil Ansy Lema tersebut mengunjungi makam Haji Hasan Aroeboesman, Herman Joseph Gadi Djou, Frans Gedowolo, Paulinus Domi dan Marsel Petu.
Pasangan dari Calon Wakil Gubernur Jane Natalia Suryanto tersebut disambut hangat keluarga almarhum para mantan Bupati. Ia membakar lilin dan berdoa ditemani istrinya, Maria Immaculata Inge Nioty, relawan, dan para kader partai.
"Saya datang untuk mengenang, menghormati dan mendoakan kelima almarhum. Mereka telah tiada, tetapi kontribusi dan perjuangan mereka membangun Ende tidak akan hilang dari kenangan sejarah. Kita doakan agar amal, bakti dan jasa mereka membangun Ende menjadi jaminan masuk dalam kebahagiaan abadi di Surga," ujarnya.
Ansy juga mengaku ingin datang mendengar dan menyerap energi perjuangan dari para pemimpin Ende. Rekaman visi, aksi dan perjuangan mereka didengarnya dari keluarga dan sahabat para almarhum.
"Saya harus belajar dan mendengar dari para pendahulu. Jejak-jejak konsep dan kerja nyata perjuangan serta pengorbanan para pemimpin memberikan asupan pengetahuan, pengalaman dan motivasi untuk terus bergerak membangun NTT," tegasnya.
Ansy meyakini, para pemimpin Ende tersebut memiliki warisan nilai-nilai keutamaan kepemimpinan. Nilai-nilai wajib diaktualisasikan dan diteruskan kepada generasi muda masa depan. Ia berharap dapat menghidupi nilai-nilai tersebut ketika diberikan amanah rakyat menjadi Gubernur NTT.
"Bayangkan dulu pasti sangat susah membuka infrastruktur jalan ke desa-desa. Juga membangun sekolah-sekolah hingga wilayah terpencil. Kalau tidak ada pengorbanan dan kerja keras para pemimpin kita, pasti tidak akan bisa. Nilai-nilai seperti kerja keras dan pengorbanan ini adalah prasyarat wajib bagi pemimpin NTT. Dan masih banyak contoh lainnya," terangnya.
Sebelumnya politisi berdarah Ende Lio ini bertemu keluarga dan ziarah ke makam bapaknya di kampung Aekeu, Kecamatan Wolojita, dan juga tanah di Kampung Pemo, Wolosoko, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende.(*)