KUPNG,LIPUTANNTT.com,Banyak fakta menarik yang muncul dalam survei terbaru Lembaga Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Rabu kemarin (9/10). Selain basis konstituen partai pendukung pasangan Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma (Melki-Johni) dan pasangan Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu (Simon-Adrianus) yang mendukung pasangan Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane), ternyata masyarakat yang memilih Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan dukungan terbesarnya kepada Ansy-Jane.
Dari 61,8% pemilih Prabowo-Gibran pada Pilpres 14 Februari 2024, sebanyak 34,6% pemilih melabuhkan pilihannya pada Ansy-Jane. Selanjutnya, disusul Melki-Johni sebesar 28,1% dan Simon-Adrianus sebesar 26,0%.
“Pemilih Prabowo-Gibran di NTT cenderung memilih Ansy-Jane. Tapi ada juga yang cukup banyak memilih pasangan Melki-Johni dan Simon-Adrianus,” ucap Peneliti Utama Indikator Dr. Rizka Halida dalam konferensi pers, Rabu kemarin (9/10).
Tidak hanya pemilih Prabowo-Gibran, pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pun paling banyak memberikan dukungan pada Ansy-Jane. Pasangan nomor urut satu tersebut mendapatkan 43,7% suara dari pemilih Ganjar-Mahfud yang memiliki base pemilih 32,9%. Sementara, dari base pemilih Anies-Muhaimin 5,3%, sebesar 39,3% mendukung Ansy-Jane.
Fakta ini menarik karena pasangan Melki-Johni adalah pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang merupakan partai pengusung Prabowo-Gibran. Pasangan nomor urut dua ini mendapatkan dukungan dari 11 parpol KIM Plus, yaitu Partai Golkar, Gerindra, PSI, PPP, Perindo, Garuda, Gelora, PAN, Demokrat, PKN, dan Prima.
Seharusnya, jika mengikuti pada pilihan presiden, masyarakat NTT juga mayoritas memilih pasangan Melki-Johni. Namun sebaliknya, pemilih cenderung memberikan pilihannya pada pasangan Ansy-Jane.
Ini berarti pemilih di NTT adalah pemilih yang lebih melihat pada sosok figur. Siapa figur yang masuk dalam kontestasi pilgub yang paling berkualitas.
Di sisi lain, basis pendukung parpol pengusung Melki-Johni maupun Siaga juga mendukung Ansy-Jane. Koalisi partai yang mendukung masing-masing calon tidak seluruhnya tegak urus dengan keputusan elit partai.
"Dalam literatur ilmu politik, ini disebut sebagai split ticket voting. Artinya, terdapat pilihan yang tidak linear antara keputusan partai dengan aspirasi atau preferensi konstituen,” terang Prof. Burhanuddi Muhtadi, Pendiri Lembaga Indikator Politik Indonesia.
Dalam pemilihan secara langsung, terutama dalam konteks pemilihan kepala daerah (pilkada), tidak serta merta calon yang diusung oleh koalisi raksasa dapat menang. Kondisi ini diakibatkan konstituen bisa saja memiliki preferensi tokoh yang berbeda.
Data menunjukkan empat (4) dari 11 parpol yang masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Melki-Johni, namun pemilih partai tersebut justru menjadi pendukung terbesar pasangan Ansy-Jane. Ambil contoh, Partai Demokrat. Sebanyak 44,7% konstituen Partai Demokrat mendukung pasangan dengan tagline Manyala Kaka, sementara hanya 21,3% mendukung Melki-Johni.
Adapun, Indikator melakukan survei pada tanggal 28 September - 5 Oktober 2024 dengan 2.720 responden. Tingkat toleransi kesalahan atau margin of error sekitar plus minus 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pada simulasi tiga pasangan calon, pasangan Ansy-Jane menempati urutan pertama dengan persentase suara 36,6%. Lalu, pasangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma pada posisi kedua dengan 27,4%, dan pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andrianus Garu dengan 23,9%.(*)